MAKALAH
KONSEP KEBIDANAN
Paradigma
Asuhan Kebidanan
Dianjukan
Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Menyelesaikan Mata Kuliah Konsep Kebidanan
Di Susun
Oleh:
· Intan Nurul Hayati
PROGRAM STUDI D III KEBIDANAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BUDI LUHUR CIMAHI
TAHUN 2011
BAB
I
Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Pada
saat ini masalah pokok yang dihadapi bangsa Indonesia adalah
masalah kesehatan yang terjadi pada kelompok Ibu dan Anak yang
ditandai antara yang ditandai antara lain masih tingginya
angka kematian Ibu dan Bayi. Kematian pada masa maternal
mencerminkan kemampuan negara dalam memberikan pelayanan
kesehatan pada masyarakat. Masalah kesehatan Ibu dan Anak
masih tetap menempatkan posisi penting karena menyangkut kualitas sumber daya manusia yang paling hulu yaitu periode kehamilan,
persalinan dan tumbuh kembang anak.
Paradigma
merupakan suatu perangkat bantuan yang memiliki nilai tinggi
dan sangat menentukan bagi penggunanya untuk dapat memiliki pola
dan cara pandang dasar yang khas dalam melihat,
memikirkan, memberi makna, menyikapi dan memiliki
tindakan mengenai suatu kenyataan atau fenomena kehidupan
manusia.
Dengan
diterapkannya paradigma asuhan kebidanan memiliki fungsi dan
kegiatan yangn menjadi tanggung jawab bidan dalam memberi
pelayanan kepada klien yang mempunyai kebutuhan atau
masalah dalam bidang kesehatan Ibu di masa hamil,
persalinan, nifas, bayi setelah lahir, serta keluarga berencana.
1.2 Tujuan
·
Mahasiswa mengetahui pengertian
paradigma kebidanan
·
Mahasiswa mengetahui komponen paradigma
kebidanan
BAB
II
Pembahasan
2.1
Paradigma Asuhan Kebidanan
Definisi paradigma.
paradigma adalah suatu asumsi-asumsi dasar dan asumsi-asumsi teoritis yang umum
yang merupakan suatu sumber nilai. Konsekuensinya hal itu merupakan suatu
sumber hukum-hukum, metode, serta penerapan dalam ilmu pengetahuan sehingga
sangat menentukan sifat, ciri serta karakter ilmu pengetahuan itu sendiri.
Istilah ilmiah tersebut
kemudian berkembang dalam berbagai bidang kehidupan manusia serta ilmu
pengetahuan lain, misalnya politik, hukum, ekonomi dan budaya serta
bidang-bidang lainnya. Dalam masalah yang popular ini istilah “paradigma”
berkembang menjadi suatu terminology yang mengandung konotasi pengertian sumber
nilai, kerangka pikir, orientasi dasar, sumber asas arah dan tujuan dari suatu
perkembangan, perubahan serta proses dalam suatu bidang tertentu.
Menurut kamus besar bahasa indonesia edisi
ke-3, paradigma adalah kerangka berfikir. Paradigma kebidanan adalah suatu cara
pandang bidan dalam memberi pelayanan. Keberhasilan bidan dalam
bekerja/memberikan pelayanan berpegang pada paradigma, berupa pandangan
terhadap manusia/perempuan, lingkungan, prilaku, pelayanan kesehatan/kebidanan
dan keturunan. Keberhasilan pelayanan tersebut dipengaruhi oleh pengetahuan dan
cara pandang bidan atau hubungan timbal balik antara manusia, lingkunggan,
perilaku, pelayanan kebidanan dan keturunan.
2.2 Komponen Paradigma
Kebidanan
2.2.1 Manusia
Manusia adalah makhluk bio – psiko – sosial dan spiritual yang
utuh, dalam arti merupakan satu kesatuan utuh dari aspek jasmani dan rohani
serta unik karena mempunyai berbagai macam kebutuhan sesuai tingkat
perkembangannya (Konsorsium Ilmu Kesehatan, 1992).
Manusia adalah sistem yang terbuka senantiasa berinteraksi
secara tetap dengan lingkungan eksternalnya serta senantiasa berusaha selalu
menyeimbangkan keadaan internalnya (homeoatatis), (Kozier, 2000)
Manusia memiliki akal fikiran, perasaan, kesatuan jiwa dan raga,
mampu beradaptasi dan merupakan kesatuan sistem yang saling berinteraksi,
interelasi dan interdependensi (La Ode Jumadi, 1999 :40).
Jadi, konsep manusia menurut paradigma keperawatan adalah
manusia sebagai sistem terbuka, sistem adaptif , personal dan interpersonal
yang secara umum dapat dikatakan holistik atau utuh.
Sebagai sistem terbuka , manusia dapat mempengaruhi dan
dipengaruhi oleh lingkungannya, baik lingkungan fisik, biologis, psikologis
maupun sosial dan spiritual sehingga perubahan pada manusia akan selalu terjadi
khususnya dalam pemenuhan kebutuhan dasarnya. Sebagai sistem adaptif manusia
akan merespon terhadap perubahan lingkungannya dan akan menunjukan respon yang
adaptif maupun respon maladaptif. Respon adaptif akan terjadi apabila manusia
tersebut mempunyai mekanisme koping yang baik menghadapi perubahan
lingkungannya, tetapi apabila kemampuannya untuk merespon perubahan lingkungan
yang terjadi rendah maka manusia akan menunjukan prilaku yang maladaptif .
Manusia atau klien dapat diartikan sebagai individu, keluarga
ataupun masyarakat yang menerima asuhan keperawatan.
Peran perawat pada individu sebagai klien adalah memenuhi
kebutuhan dasarnya mencakup kebutuhan biologi, sosial, psikologi dan spiritual
karena adanya kelemahan fisik dan mental, keterbatasan pengetahuan, kurang
kemauan menuju kemandirian pasien.
Peran perawat dalam membantu keluarga meningkatkan kemampuan
untuk menyelesaikan masalah kesehatan adalah perawat sebagai pendeteksi adanya
masalah kesehatan, memberi asuhan kepada anggota keluarga yang sakit,
koordinator pelayanan kesehatan keluarga, fasilitator, pendidik dan penasehat
keluarga dalam masalah – masalah kesehatan.
Dalam memberikan asuhan keperawatan pada keluarga perawat perlu
memperhatikan sifat – sifat keluarga yaitu
2.2.2. Kesehatan
Sehat adalah suatu keadaan yang dinamis dimana individu
menyesuaikan diri dengan perubahan – perubahan lingkungan internal dan
eksternal untuk memepertahankan keadaan kesehatannya. Adapun faktor lingkungan
internal yang mempengaruhi adalah psikologis, dimensi intelektual dan spiritual
dan proses penyakit. Faktor – faktor lingkungan eksternal adalah faktor –
faktor yang berada diluar individu yang mungkin mempengaruhi kesehatan antara
lain variabel lingkungan fisik, hubungan sosial dan ekonomi.
Salah satu ukuran yang dipakai untuk
mengukur tingkat atau status kesehatan adalah rentang sehat sakit. Rentang
sehat sakit merupakan skala hipotesa yang berjenjang untuk mengukur keadaan
seseorang. Tingkat
sehat seseorang berada pada skala yang bersifat dinamis, individualis, dan
tergantung pada faktor – faktor yang mempengaruhi kesehatan. Menurut model ini,
keadaaan sehat selalu berubah secara konstan, dimana rentang sehat sakit berada
diantara dua kutub yaitu sehat optimal dan kematian. Apabila status kesehatan
kita bergerak kearah kematian kita berada dalam area sakit (illness area),
tetapi apabila status kesehatan kita bergerak ke arah sehat maka kita berada
dalam area sehat (wellness area).
2.2.3 Lingkungan
Lingkungan menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia adalah daerah ( kawasan dsb) yang termasuk didalamnya. Lingkungan
adalah faktor eksternal yang berpengaruh terhadap perkembangan menusia dan
mencakup antara lain lingkungan sosial, status ekonomi dan kesehatan. Fokus
ingkungan yaitu lingkungan fisik, psikologi, sosial,budaya dan spiritual.
Lingkungan dibagi 2 yaitu :
a. Lingkungan dalam terdiri
dari:
-
Lingkungan fisik (physical enviroment)
Merupakan lingkungan dasar/alami yang berhubungan dengan ventilasi dan udara.
Faktor tersebut mempunyai efek terhadap lingkungan fisik yang bersih yang
selalu akan mempengaruhi pasien dimanapun dia berada didalam ruangan harus
bebas dari debu, asap, bau-bauan. Tempat tidur pasien harus bersih, ruangan
hangat, udara bersih, tidak lembab, bebas dari bau-bauan. Lingkungan dibuat
sedemikian rupa sehingga memudahkan perawatan baik bagi orang lain maupun
dirinya sendiri. Luas, tinggi penempatan tempat tidur harus memberikan
memberikan keleluasaan pasien untuk beraktifitas. Tempat tidur harus
mendapatkan penerangan yang cukup, jauh dari kebisingan dan bau limbah. Posisi
pasien ditempat tidur harus diatur sedemikian rupa supaya mendapat ventilasi.
-
Lingkungan psikologi (psychologi enviroment)
F. Nightingale melihat bahwa kondisi lingkungan yang negatif dapat menyebabkan
stress fisik dan berpengaruh buruk terhadap emosi pasien. Oleh karena itu
ditekankan kepada pasien menjaga rangsangan fisiknya. Mendapatkan sinar
matahari, makanan yang menarik dan aktivitas manual dapat merangsanag semua
faktor untuk membantu pasien dalam mempertahankan emosinya. Komunikasi dengan
pasien dipandang dalam suatu konteks lingkungan secara menyeluruh, komunikasi
jangan dilakukan secara terburu-buru atau terputus-putus. Komunikasi tentang
pasien yang dilakukan dokter dan keluarganya sebaiknya dilakukan dilingkungan
pasien dan kurang baik bila dilakukan diluar lingkungan pasien atau jauh dari
pendengaran pasien. Tidak boleh memberikan harapan yang terlalu muluk,
menasehati yang berlebihan tentang kondisi penyakitnya. Selain itu membicarkan
kondisi-kondisi lingkungna dimana dia berada atau cerita hal-hal yang
menyenangkan dan para pengunjung yang baik dapat memberikan rasa nyaman.
-.Lingkungan
sosial (social environment)
Observasi dari lingkungan sosial terutama huhbungan yang spesifik, kumpulan
data-data yang spesifik dihubungkan dengan keadaan penyakit, sangat penting
untuk pencegahan penyakit. Dengan demikian setiap perawat harus menggunakan
kemampuan observasi dalam hubungan dengan kasus-kasus secara spesifik lebih
dari sekedar data-data yang ditunjukkan pasien pada umumnya. Seperti juga
hubungan komuniti dengan lingkungan sosial dugaannya selalu dibicarakan dalam
hubungna individu paien yaitu lingkungan pasien secara menyeluruh tidak hanya
meliputi lingkungan rumah atau lingkungan rumah sakit tetapi juga keseluruhan
komunitas yang berpengaruh terhadap lingkungan secara khusus.
b. Lingkungan luar (
kultur, adat, struktur masyarakat, status sosial, udara, suara, pendidikan,
pekerjaan dan sosial ekonomi budaya )
Lingkungan dengan kesehatan sangat berpengaruh karena
dengan cara terapi lingkungan dapat membantu perawat dalam menjaga pola
pertahanan tubuh terhadap penyakit untuk meningkatkan pola interaksi yang sehat
dengan klien.
Lingkungan dengan timbulnya penyakit yaitu apabila
lingkungan kita kotor dan tidak bersih maka akan berpotensi sekali untuk
terciptanya banyak penyakit – penyakit
BAB
III
Penutup
3.1
Kesimpulan
Menurut kamus besar bahasa Indonesia edisi ke-3,
paradigma adalah kerangka berfikir. Paradigma adalah suatu cara dalam mempersepsikan atau memandang
sesuatu. Paradigma menjelaskan sesuatu dalam memahami suatu tingkah laku.
Paradigma memberikan dasar dalam melihat, memandang, memberi makna, menyikapi
dan memilih tindakan terhadap berbagai fenomena yang ada dalam keperawatan.
Paradigma
kebidanan adalah suatu cara pandang bidan dalam memberi pelayanan. Keberhasilan
bidan dalam bekerja/memberikan pelayanan berpegang pada paradigma, berupa
pandangan terhadap manusia/perempuan, lingkungan, perilaku, pelayanan kesehatan
dan cara pandang bidan atauhubungan timbal balik antara manusia, lingkungan,
perilaku, pelayanan kebidanan dan keturunan.
Komponen
paradigma kebidanan terdiri dari manusia, kesehatan, dan lingkungan.
Daftar
Pustaka
Tidak ada komentar:
Posting Komentar