BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tantangan pembangunan pada
hakikatnya adalah mencapai ‘kesehatan bagi semua’, yakni terpenuhinya hak
setiap orang untuk hidup sehat, hingga dapat meraih hidup yang produktif dan
berbahagia.
Untuk mencapai kondisi tersebut,
perlu diupayakan kegiatan dan strategi dalam setiap aspek kehidupan. Bukan saja
aspek kesehatan, tetapi diperlukan strategi pemerataan kesehatan dengan
mendayagunakan segenap potensi yang ada, baik di jajaran kesehatan, non
kesehatan maupun masyarakat sendiri, guna mengendalikan faktor lingkungan,
perilaku, pelayanan kesehatan, dan faktor yang mempengaruhi derajat kesehatan.
Mengingat kesehatan mencakup seluruh
aspek kehidupan, konsep kesehatan sekarang ini, tidak saja berorientasi pada
aspek klinis dan obat-obatan, tetapi lebih berorientasi pada ilmu-ilmu lain
yang ada kaitannya dengan kesehatan dan kemasyarakatan, yaitu seperti ilmu
sosiologi, antropologi, psikologi, perilaku, dan lain-lain.
Kegunaan ilmu-ilmu tersebut dalam
kesehatan dan kemasyarakatan adalah sebagai penunjang peningkatan status
kesehatan masyarakat. Salah satu cabang dari sosiologi dan antropologi adalah
sosial budaya dasar, yang membahas tentang kebudayaan dan unsur-unsur yang
terkait di dalamnya.
Seperti yang telah diuraikan pada
bab sebelumnya, unsur-unsur kebudayaan adalah meliputi pengetahuan,
kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, kemampuan serta kebiasaan
yang dilakukan olehh masyarakat-masyarakat, yang merupakan hasil budi atau akal
manusia.
Di negara-negara maju, terdapat
unsur-unsur kebudayaan yang dapat menunjang tingginya status kesehatan
masyarakat seperti pendidikan yang optimal, keadaan sosial-ekonomi yang tinggi,
dan kesehatan lingkungan yang baik. Dengan demikian, pelayanan kesehatan
menjadi sangat khusus sehingga dapat memenuhi kebutuhan klien.
Sebaliknya, di negara berkembang
seperti Indonesia, unsur-unsur kebudayaan yang ada kurang menunjang pencapaian
status kesehatan yang optimal. Unsur-unsur tersebut antara lain; ketidaktahuan,
pendidikan yang minim sehingga sulit menerima informasi-informasi dan
tekhnologi baru.
Mengingat keadaan tersebut, kita
perlu memperhatikan aspek sosial budaya masyarakat dalam kaitannya dengan
keadaan kesehatan di Indonesia. Sehingga kita dapat melihat penyakit atau
masalah kesehatan bukan saja dari sudut gejala, sebab-sebabnya, wujud penyakit,
obat dan cara menghilangkan penyakit, tetapi membuat kita untuk berfikir
tentang bagaimana hubungan sosial budaya, geografi, demografi, dan persepsi
masyarakat dengan masalah yang sedang dihadapi.
Melihat luasnya masalah kesehatan
yang dihadapi, maka bidan sebagai petugas kesehatan harus mempelajari ilmu-ilmu
lain yang terkait dengan kesehatan. Sehingga pelayanan yang diberikan
memberikan hasil yang optimal.
Di bawah ini kita dapat melihat
bagaimana hubungan antara sosial budaya dengan pembangunan kesehatan, khususnya
pembangunan kesehatan masyarakat.
1.2 Tujuan
·
Mahasiswa mengetahui masalah sosial
budaya memtahuibahas ibu hamil
·
Mahasiswa mengetahui budaya terhadap
kesehatan ibu hamil
·
Mahasiswa mengetahui aspek sosial
terhadap kesehatan ibu hamil
·
Mahasiswa mengetahui kebiasaan adat
istiadat dan perilaku yang merugikan
·
Mahasiswa mengetahui gangguan yang datang saat hamil
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Budaya Terhadap Kesehatan Ibu Hamil
Berikut budaya yang ada di beberapa daerah terhadap
kesehatan ibu hamil :
1. Jawa Tengah
• bahwa ibu hamil pantang makan telur karena akan
mempersulit persalinan dan pantang makan daging karena akan menyebabkan
perdarahan yang banyak.
2. Jawa Barat
• ibu yang kehamilannya memasuki 8-9 bulan sengaja
harus mengurangi makannya agar bayi yang dikandungnya kecil dan mudah
dilahirkan.
3. Masyarakat Betawi
• berlaku pantangan makan ikan asin, ikan laut, udang
dan kepiting karena dapat menyebabkan ASI menjadi asin.
4. Daerah Subang
• ibu hamil pantang makan dengan menggunakan piring
yang besar karena khawatir bayinya akan besar sehingga akan mempersulit
persalinan. Dan memang, selain ibunya kurang gizi, berat badan bayi yang
dilahirkan juga rendah.Tentunya hal ini sangat mempengaruhi daya tahan dan
kesehatan si bayi. Selain itu, larangan untuk memakan buah-buahan seperti
pisang, nenas, ketimun dan lain-lain bagi wanita hamil juga masih dianut oleh
beberapa kalangan masyarakat terutama masyarakat di daerah pedesaan.
(Wibowo,1993).
2.2 Aspek
Sosial Terhadap Kesehatan Ibu Hamil
Selain pada masa hamil,
pantangan-pantangan atau anjuran masih diberlakukan juga pada masa pasca
persalinan. Pantangan ataupun anjuraan ini biasanya berkaitan dengan proses
pemulihan kondisi fisik misalnya, ada makanan tertentu yang sebaiknya
dikonsumsi untuk memperbanyak produksi ASI; ada pula makanan tertentu yang
dilarang karena dianggap dapat mempengaruhi kesehatan bayi. Secara tradisional,
ada praktek-praktek yang dilakukan oleh dukun beranak untuk mengembalikan
kondisi fisik dan kesehatan si ibu , Misalnya mengurut perut yang bertujuan
untuk mengembalikan rahim ke posisi semula; memasukkan ramuan-ramuan seperti
daun-daunan kedalam vagina dengan maksud untuk membersihkan darah dan cairan
yang keluar karena proses persalinan; atau memberi jamu tertentu untuk
memperkuat tubuh (Iskandar et al., 1996)
2.3 Kebiasaan
Adat Istiadat dan Perilaku yang Merugikan
Kebiasaan-kebiasaan adat istiadat
dan perilaku masyarakat sering kali merupakan penghalang atau penghambat
terciptanya pola hidup sehat di masyarakat. Perilaku, kebiasaan, dan adat
istiadat yang merugikan seperti misalnya:
·
Ibu hamil
dilarang tidur siang karena takut bayinya besar dan akan sulit melahirkan,
·
Ibu menyusui
dilarang makan makanan yang manis, misalnya: ikan, telur,
·
Ibu habis
melahirkan dilarang tidur siang,
·
Bayi berusia
1 minggu sudah boleh diberikan nasi atau pisang agar mekoniumnya cepat keluar,
·
Ibu post
partum harus tidur dengan posisi duduk atau setengah duduk karena takut darah
kotor naik ke mata,
·
Ibu yang
mengalami kesulitan dalam melahirkan, rambutnya harus diuraikan dan persalinan
yang dilakukan di lantai, diharapkan ibu dapat dengan mudah melahirkan.
·
Bayi baru
lahir yang sedang tidur harus ditemani dengan benda-benda tajam.
Tingkat kepercayaan masyarakat
kepada terhadap petugas kesehatan, dibeberapa wilayah masih rendah. Mereka
masih percaya kepada dukun karena kharismatik dukun tersebut yang sedemikian
tinggi, sehingga ia lebih senang berobat dan meminta tolong kepada ibu dukun.
Petugas kesehatan pemerintah
dianggap sebagai orang baru yang tidak mengenal masyarakat di wilayahnya dan tidak
mempunyia kharismatik.
Selain faktor tersebut, rendahnya
kunjungan masyarakat ke pelayanan kesehatan dikarenakan jauhnya lokasi
pelayanan kesehatan dengan rumah penduduk sehingga walaupun masyarakat sudah
mempunyai kemauan memeriksakan dirinya ke pelayanan kesehatan, namun karena
jauh ia harus segera mendapatka pertolongan, akhirnya ia berobat ke dukun yang
dekat lokasinya.
2.4
Gangguan yang Datang Saat Hamil
Kehamilan ibarat sebuah keajaiban. Di dalam perut seorang ibu
tumbuh janin. Hampir dipastikan kehamilan ini kerap dibarengi kerewelan karena
muncul berbagai gangguan. Apa saja?
Saat Anda berbadan dua memang bukan cuma membawa perubahan
suasana hati, tapi juga mengakibatkan munculnya beberapa “penyakit”. Kendati
begitu, calon ibu tak perlu mengkhawatirkannya. Karena biasanya tidak
berbahaya. Kecuali pada beberapa kasus patut dicurigai jika “penyakit” ini
berlanjut makin parah.
Itu sebabnya ibu hamil perlu melakukan pemeriksaan secara
rutin. “Jika ada kelainan, kan, bisa terdeteksi secara dini. Dengan demikian,
kita bisa mengobati gangguan tersebut secepat mungkin,” ujar dr. Nanang Hasani,
Sp.OG dari RSIA Hermina Podomoro.
Tapi secara medis, perubahan tubuh dalam kehamilan memang
mengakibatkan munculnya berbagai gangguan. Sebut saja, seorang ibu hamil
menjadi lebih sering keletihan. Secara logika pun ini bisa terjawab. Dengan
beban yang berat seperti perut membesar, pantaslah jika ia merasa begitu letih.
Nah,
apa saja gangguan tersebut? Ikuti pemaparan di bawah ini:
*
Perubahan Pembuluh Darah.
Akan tampak garis biru yang samar-samar di bawah kulit, pada
payudara, dan perut. Itu adalah kondisi normal saat hamil. Jaringan pembuluh
darah mengembang untuk membawa darah lebih banyak bagi kehamilan.
Tak
perlu dikhawatirkan karena umumnya akan menghilang dengan sendirinya setelah
melahirkan.
*
Varises.
Pembuluh darah balik (vena) yang normal dan sehat membawa
darah kembali ke jantung dari anggota tubuh. Karena harus bekerja melawan gaya
berat, maka pembuluh vena dirancang untuk memiliki serangkaian katup yang mencegah
membaliknya aliran darah. Bila katup ini hilang, darah cenderung berkumpul pada
vena di mana tarikan gaya beratnya besar (seperti kaki, anus/vulva).
Masalah ini lebih sering terjadi pada wanita yang kegemukan
daripada pria, dan sering muncul pertama kali saat hamil. Lantaran bertambahnya
tekanan pada vena kaki, volume darah yang bertambah, terjadinya relaksasi
otot-otot pada pembuluh darah yang disebabkan oleh hormon kehamilan.
Varises pada kehamilan dapat dicegah, antara lain dengan
menghindari: kenaikan berat badan berlebih, duduk terlalu lama, mengangkat
barang berat, mengejan terlalu kuat saat buang air besar, menggunakan pakaian
ketat, merokok, dan sebagainya.
Penghilangan
varises lewat pembedahan tak dianjurkan saat hamil. Toh, kebanyakan varises ini
akan menghilang sendirinya setelah melahirkan. Biasanya saat berat badan
kembali normal.
“Yang
dikhawatirkan jika varises terdapat pada jalan lahir. Karena akan mengganggu
proses persalinan. Mungkin bisa terjadi perdarahan,” ujar dr. Nanang.
*
Guratan pada Perut.
Gurat-gurat di atas perut diakibatkan oleh meregangnya
kulit. Biasanya karena pertambahan berat badan yang terlalu banyak/cepat.
Gurat-gurat
ini memang sulit untuk dihilangkan, tapi tak perlu berkecil hati. Anggap saja
itu sebagai hadiah dan bagian dari kesempurnaan Anda sebagai wanita yang telah
melahirkan.
Perlu para ibu ketahui, perut hamil memang perut yang gatal
dan akan bertambah gatal seiring bertambahnya usia kehamilan. Ini disebabkan
perut ibu membesar sehingga kulit perut meregang. Akibatnya kulit menjadi
kering.
Kendati terasa gatal, hindari untuk menggaruk. Cukup olesi
dengan cairan pelembab kulit. Memang tak akan menghilangkan sama sekali rasa
gatal. Paling tidak, bisa mengurangi keadaan tersebut.
*
Perut Terasa Panas.
Pada awal kehamilan, tubuh akan memproduksi sejumlah
progesteron dan estrogen yang cenderung melemaskan semua jaringan otot halus di
seluruh tubuh, termasuk saluran pencernaan. Akibatnya kadang-kadang makanan
berjalan lambat di dalam sistem pencernaan, sehingga perut terasa kembung dan
panas.
Rasa panas di perut akibat melemasnya cincin otot yang
memisahkan kerongkongan dengan lambung. Akibatnya, makanan dan cairan yang
keras serta asam dapat masuk ke kerongkongan dari lambung. Asam lambung ini
merangsang dinding kerongkongan yang peka sehingga menyebabkan rasa panas.
Untuk menghindarinya usahakan makan sedikit-sedikit tapi sering. Hindari posisi
membungkuk dengan melekukkan pinggang.
*
Mual di Pagi Hari.
Morning sickness atau mual dui pagi hari lumrah terjadi pada
kehamilan. Hampir semua ibu hamil mengalaminya. Biasanya terjadi pada tiga
bulan pertama kehamilan. Tetapi kadang ada yang sangat berlebihan, mual
sepanjang 9 bulan (hiperemesis gravidarum). Penyebab mual ini adalah akibat
peningkatan kadar hormon estrogen dan HCG (human chorionic gonadotrophine)
dalam serum darah ibu.
Tak ada obat yang paling ampuh untuk menghilangkan rasa
mual. “Bisa dicegah dengan menghindari makanan atau sumber penyebab mual
tersebut,” kata dr. Nanang.
*
Tak Suka Susu.
Banyak ibu yang khawatir dengan kondisi janin karena ia tak
suka susu. Sebetulnya yang perlu diperhatikan oleh ibu hamil adalah janin tak
perlu susu, melainkan kalsium. Tentunya banyak bahan pengganti susu yang tak
kalah kandungan kalsiumnya.
*
Sembelit.
Salah satu penyebabnya adalah meningkatnya relaksasi
otot-otot saluran pencernaan akibat meningkatnya hormon-hormon kehamilan
sehingga sistem pembuangan menjadi lamban. Penyebab lain, tekanan dari rahim
yang terus tumbuh kepada usus menghambat kegiatan normal usus.
Anda dapat menghindarinya dengan mengkonsumsi cukup makanan
berserat, seperti sayuran dan buah-buahan. Juga jaga agar tubuh tak kekurangan
air.
Anda pun harus tetap bergerak aktif. Jangan lantaran hamil,
lantas Anda tidur sepanjang hari. Selama dokter tak melarang, Anda bisa tetap
beraktivitas. Tambahkan sedikit olahraga seperti jalan pagi.
*
Sulit Bernapas.
Kesulitan bernapas biasanya mulai terjadi saat kehamilan
memasuki trimester kedua. Rahim yang membesar mendorong diafragma ke atas
sehingga paru-paru terdesak dan sulit baginya untuk berkembang penuh.
Peredaran biasanya terjadi setelah janin bergerak ke posisi
bagian bawah rongga panggul, menjelang persalinan. Mungkin Anda akan lebih
mudah bernapas bila duduk tegak daripada duduk bersandar atau membungkuk.
Jika kesulitan bernapas berlanjut parah, disertai pernapasan
yang cepat, ujung jari membiru, terdapat nyeri pada dada dan denyut nadi lebih
cepat, mungkin ada masalah. Segera hubungi dokter.
*
Anemia.
Karena volume darah meningkat selama kehamilan, maka jumlah
zat besi yang dibutuhkan untuk memproduksi sel darah merah akan meningkat pula
secara bertahap.
Untuk mencegah anemia kekurangan zat besi, ibu hamil
dianjurkan makan makanan yang kaya zat besi. Biasanya dokter akan memberi resep
tambahan zat besi.
Bila kekurangan zat besinya ringan, mungkin tak terdapat
gejala-gejala. Tapi ketika sel darah merah pembawa oksigen makin bertambah
kurang, ibu akan menunjukkan gejala pucat, letih, lemah, berdebar, sesak napas,
dan pingsan.
*
Mimisan.
Tersumbatnya yang disertai mimisan mungkin terjadi karena
kadar estrogen dan progesteron yang tinggi beredar pada tubuh, sehingga
menyebabkan banyaknya aliran darah pada membran mukosa dari hidung. Akibatnya
menjadi lunak dan membengkak, mirip seperti leher rahim yang akan menyiapkan
kelahiran.
Untuk menghentikan mimisan, lebih baik duduk atau berdiri
sedikit miring ke depan daripada berbaring atau bersandar ke belakang. Tekan
kedua lubang hidung bersamaan dengan menggunakan ibu jari dan telunjuk. Tahan
selama 5-10 menit. Ulangi beberapa kali sampai pendarahan berhenti.
*
Pengeluaran Cairan dari Vagina.
Tak berbeda seperti saat Anda akan mengalami menstruasi,
vagina akan sedikit mengeluarkan cairan. Normalnya berwarna putih susu, encer,
dan berbau sedikit. Umumnya jumlahnya akan bertambah seiring bertambahnya usia
kehamilan.
Anda bisa menggunakan pembalut untuk memberi rasa nyaman.
Tapi jangan menggunakan tampon. Atau seringlah mengganti celana dalam Anda
dengan menggunakan bahan katun.
*
Mengompol.
Pada trimester terakhir, beberapa ibu hamil mengompol.
Biasanya ketika batuk, tertawa terlalu keras, atau bersin. Mengompol ini
terjadi karena tekanan dari rahim yang terus membesar terhadap kantung kemih.
Biasanya akan pulih dengan sendirinya setelah melahirkan.
Beberapa latihan yang bertujuan untuk menguatkan otot-otot panggul, juga bisa
mengatasi kondisi ini.
*
Keletihan.
Jangan merasa diri sebagai wanita super, karena keletihan
lumrah terjadi selama kehamilan. Apalagi pada trimester ketiga. Beban kandungan
yang makin berat, ditambah mungkin ibu hamil kurang tidur. Rasa khawatir akan
persalinan pun membuat calon ibu merasa sangat letih. Karena itu perbanyak
istirahat dan makan cukup.
Calon ibu perlu mewaspadai keletihan ini jika terjadi sangat
berlebihan. Misalnya, Anda sudah merasa cukup rileks, tak bekerja terlalu
berat, tapi keletihan tetap terjadi. Konsultasikan dengan dokter. “Saat
konsultasi, calon ibu diharapkan bisa menceritakan semua keluhan yang ada.
Sehingga dokter bisa segera memberi penanganan jika diperlukan,” nasehat dr.
Nanang.
*
Kesemutan.
Ada ibu hamil yang merasa kesemutan di daerah telapak tangan
dan kakinya. Kesemutan yang menyerang ibi hamil mungkin disebabkan: kekurangan
vitamin B, gangguan metabolisme tubuh penekanan ujung-ujung saraf tepi oleh
penumpukan cairan di daerah ujung-ujung jari. Bisa juga diakibatkan penekanan
rahim yang membesar terhadap kumpulan jaringan saraf di daearh rongga panggul.
Mengubah-ubah posisi biasanya akan mengurangi gejala ini.
Kecuali itu perbanyaklah mengkonsumsi sayuran dan vitamin-vitamin khusus untuk
sistem saraf. Kondisi ini tak perlu terlalu dikhawatirkan karena tak
membahayakan ibu maupun janin. Bila berlanjut terus, sebaiknya dikonsultasikan
dengan dokter kandungan Anda.
*
Kejang kaki.
Kejang kaki biasanya disebabkan kelebihan fosfor dan
kelebihan kalsium dalam darah. Biasanya dokter menyarankan untuk meminum tablet
kalsium tanpa fosfor.
Bila ibu hamil mengalami kejang pada betis, luruskan kaki
dan lekukkan mata kaki serta jari-jari kaki ke atas ke arah hidung Anda.
Lakukan beberapa kali menjelang tidur. Atau bisa juga berdiri di atas permukaan
yang dingin.
*
Kulit Kehitaman
Ada beberapa ibu hamil yang mengalami perubahan kulit
menjadi kehitaman di tubuhnya, misalnya di bagian leher, ketiak, atau perut.
Perubahan tersebut disebabkan oleh peningkatan hormon MSH (melanophore
stimulating hormone). Perubahan kulit tersebut sulit dihilangkan selama
kehamilan. Tetapi akan berangsur-angsur hilang setelah melahirkan.
Ibu tak perlu
mengkhawatirkan keadaan ini. Apalagi jika melihat ibu hamil lain tidak
mengalaminya. Memang tidak semua mengalami hal yang sama. Bahkan, pada
kehamilan pertama dan kedua pun kerap terjadi perbedaan.
*
Masalah Gigi
Gangguan keseimbangan hormon saat hamil bisa mengakibatkan
pembengkakan pada gusi. Bila kondisi ini terus berlanjut dan parah, tentu akan
sangat mengganggu fungsi pengunyahan (gigi berlubang atau goyang). Gangguan ini
tidak terjadi sendirinya, tetapi disebabkan ibu hamil malas merawat gigi dan
kebersihan mulutnya.
Tentu saja ibu tidak boleh membiarkan keadaan ini sampai
berlanjut. Jagalah kebersihan dan kesehatan mulut dan gigi secara benar. Yang
perlu diingat penggunaan obat-obatan pereda sakit gigi yang tidak terkontrol
dan terus menerus dapat mempengaruhi pertumbuhan dan kesehatan janin. Karena
itu setiap obat yang akan ibu konsumsi, harus sepengetahuan dokter.
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Di
masing-masing daerah terdapat adat istiadat sosial budaya, yang berbeda
terhadap kesehatan ibu hamil. Ibu hamil berbeda dengan ibu yang biasanya,
karena mereka mempunyai sifat yang berlebih, seperti emosi yang tidak biasa,
oleh karena itu ibu hamil harus diperhatikan supaya ibu dan anak dalam
kandungannya sehat.
DAFTAR PUSTAKA
http://yuwielueninet.wordpress.com/2008/03/17/gangguan-yang-datang-saat-hamil/
http://yohanamarina.blogspot.com/2010/11/aspek-sosial-budaya-dan-kesehatan-ibu.html
http://dheeachtkeyz.blogspot.com/2010/11/aspek-sosial-budaya-yang-berhubungan_19.html