Rabu, 24 April 2013

Aspek Sosial Budaya Terhadap Kesehatan Ibu Hamil


BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Tantangan pembangunan pada hakikatnya adalah mencapai ‘kesehatan bagi semua’, yakni terpenuhinya hak setiap orang untuk hidup sehat, hingga dapat meraih hidup yang produktif dan berbahagia.
Untuk mencapai kondisi tersebut, perlu diupayakan kegiatan dan strategi dalam setiap aspek kehidupan. Bukan saja aspek kesehatan, tetapi diperlukan strategi pemerataan kesehatan dengan mendayagunakan segenap potensi yang ada, baik di jajaran kesehatan, non kesehatan maupun masyarakat sendiri, guna mengendalikan faktor lingkungan, perilaku, pelayanan kesehatan, dan faktor yang mempengaruhi derajat kesehatan.
Mengingat kesehatan mencakup seluruh aspek kehidupan, konsep kesehatan sekarang ini, tidak saja berorientasi pada aspek klinis dan obat-obatan, tetapi lebih berorientasi pada ilmu-ilmu lain yang ada kaitannya dengan kesehatan dan kemasyarakatan, yaitu seperti ilmu sosiologi, antropologi, psikologi, perilaku, dan lain-lain.
Kegunaan ilmu-ilmu tersebut dalam kesehatan dan kemasyarakatan adalah sebagai penunjang peningkatan status kesehatan masyarakat. Salah satu cabang dari sosiologi dan antropologi adalah sosial budaya dasar, yang membahas tentang kebudayaan dan unsur-unsur yang terkait di dalamnya.
Seperti yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, unsur-unsur kebudayaan adalah meliputi pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, kemampuan serta kebiasaan yang dilakukan olehh masyarakat-masyarakat, yang merupakan hasil budi atau akal manusia.
Di negara-negara maju, terdapat unsur-unsur kebudayaan yang dapat menunjang tingginya status kesehatan masyarakat seperti pendidikan yang optimal, keadaan sosial-ekonomi yang tinggi, dan kesehatan lingkungan yang baik. Dengan demikian, pelayanan kesehatan menjadi sangat khusus sehingga dapat memenuhi kebutuhan klien.
Sebaliknya, di negara berkembang seperti Indonesia, unsur-unsur kebudayaan yang ada kurang menunjang pencapaian status kesehatan yang optimal. Unsur-unsur tersebut antara lain; ketidaktahuan, pendidikan yang minim sehingga sulit menerima informasi-informasi dan tekhnologi baru.
Mengingat keadaan tersebut, kita perlu memperhatikan aspek sosial budaya masyarakat dalam kaitannya dengan keadaan kesehatan di Indonesia. Sehingga kita dapat melihat penyakit atau masalah kesehatan bukan saja dari sudut gejala, sebab-sebabnya, wujud penyakit, obat dan cara menghilangkan penyakit, tetapi membuat kita untuk berfikir tentang bagaimana hubungan sosial budaya, geografi, demografi, dan persepsi masyarakat dengan masalah yang sedang dihadapi.
Melihat luasnya masalah kesehatan yang dihadapi, maka bidan sebagai petugas kesehatan harus mempelajari ilmu-ilmu lain yang terkait dengan kesehatan. Sehingga pelayanan yang diberikan memberikan hasil yang optimal.
Di bawah ini kita dapat melihat bagaimana hubungan antara sosial budaya dengan pembangunan kesehatan, khususnya pembangunan kesehatan masyarakat.
1.2  Tujuan
·         Mahasiswa mengetahui masalah sosial budaya memtahuibahas ibu hamil
·         Mahasiswa mengetahui budaya terhadap kesehatan ibu hamil
·         Mahasiswa mengetahui aspek sosial terhadap kesehatan ibu hamil
·         Mahasiswa mengetahui kebiasaan adat istiadat dan perilaku yang merugikan
·         Mahasiswa mengetahui gangguan yang datang saat hamil



BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Budaya Terhadap Kesehatan Ibu Hamil
Berikut budaya yang ada di beberapa daerah terhadap kesehatan ibu hamil :
1. Jawa Tengah
• bahwa ibu hamil pantang makan telur karena akan mempersulit persalinan dan pantang makan daging karena akan menyebabkan perdarahan yang banyak.
2. Jawa Barat
• ibu yang kehamilannya memasuki 8-9 bulan sengaja harus mengurangi makannya agar bayi yang dikandungnya kecil dan mudah dilahirkan.
3. Masyarakat Betawi
• berlaku pantangan makan ikan asin, ikan laut, udang dan kepiting karena dapat menyebabkan ASI menjadi asin.
4. Daerah Subang
• ibu hamil pantang makan dengan menggunakan piring yang besar karena khawatir bayinya akan besar sehingga akan mempersulit persalinan. Dan memang, selain ibunya kurang gizi, berat badan bayi yang dilahirkan juga rendah.Tentunya hal ini sangat mempengaruhi daya tahan dan kesehatan si bayi. Selain itu, larangan untuk memakan buah-buahan seperti pisang, nenas, ketimun dan lain-lain bagi wanita hamil juga masih dianut oleh beberapa kalangan masyarakat terutama masyarakat di daerah pedesaan. (Wibowo,1993).

2.2 Aspek Sosial Terhadap Kesehatan Ibu Hamil
Selain pada masa hamil, pantangan-pantangan atau anjuran masih diberlakukan juga pada masa pasca persalinan. Pantangan ataupun anjuraan ini biasanya berkaitan dengan proses pemulihan kondisi fisik misalnya, ada makanan tertentu yang sebaiknya dikonsumsi untuk memperbanyak produksi ASI; ada pula makanan tertentu yang dilarang karena dianggap dapat mempengaruhi kesehatan bayi. Secara tradisional, ada praktek-praktek yang dilakukan oleh dukun beranak untuk mengembalikan kondisi fisik dan kesehatan si ibu , Misalnya mengurut perut yang bertujuan untuk mengembalikan rahim ke posisi semula; memasukkan ramuan-ramuan seperti daun-daunan kedalam vagina dengan maksud untuk membersihkan darah dan cairan yang keluar karena proses persalinan; atau memberi jamu tertentu untuk memperkuat tubuh (Iskandar et al., 1996)

2.3 Kebiasaan Adat Istiadat dan Perilaku yang Merugikan
Kebiasaan-kebiasaan adat istiadat dan perilaku masyarakat sering kali merupakan penghalang atau penghambat terciptanya pola hidup sehat di masyarakat. Perilaku, kebiasaan, dan adat istiadat yang merugikan seperti misalnya:
·         Ibu hamil dilarang tidur siang karena takut bayinya besar dan akan sulit melahirkan,
·         Ibu menyusui dilarang makan makanan yang manis, misalnya: ikan, telur,
·         Ibu habis melahirkan dilarang tidur siang,
·         Bayi berusia 1 minggu sudah boleh diberikan nasi atau pisang agar mekoniumnya cepat keluar,
·         Ibu post partum harus tidur dengan posisi duduk atau setengah duduk karena takut darah kotor naik ke mata,
·         Ibu yang mengalami kesulitan dalam melahirkan, rambutnya harus diuraikan dan persalinan yang dilakukan di lantai, diharapkan ibu dapat dengan mudah melahirkan.
·         Bayi baru lahir yang sedang tidur harus ditemani dengan benda-benda tajam.
Tingkat kepercayaan masyarakat kepada terhadap petugas kesehatan, dibeberapa wilayah masih rendah. Mereka masih percaya kepada dukun karena kharismatik dukun tersebut yang sedemikian tinggi, sehingga ia lebih senang berobat dan meminta tolong kepada ibu dukun.
Petugas kesehatan pemerintah dianggap sebagai orang baru yang tidak mengenal masyarakat di wilayahnya dan tidak mempunyia kharismatik.
Selain faktor tersebut, rendahnya kunjungan masyarakat ke pelayanan kesehatan dikarenakan jauhnya lokasi pelayanan kesehatan dengan rumah penduduk sehingga walaupun masyarakat sudah mempunyai kemauan memeriksakan dirinya ke pelayanan kesehatan, namun karena jauh ia harus segera mendapatka pertolongan, akhirnya ia berobat ke dukun yang dekat lokasinya.

2.4 Gangguan yang Datang Saat Hamil
Kehamilan ibarat sebuah keajaiban. Di dalam perut seorang ibu tumbuh janin. Hampir dipastikan kehamilan ini kerap dibarengi kerewelan karena muncul berbagai gangguan. Apa saja?
Saat Anda berbadan dua memang bukan cuma membawa perubahan suasana hati, tapi juga mengakibatkan munculnya beberapa “penyakit”. Kendati begitu, calon ibu tak perlu mengkhawatirkannya. Karena biasanya tidak berbahaya. Kecuali pada beberapa kasus patut dicurigai jika “penyakit” ini berlanjut makin parah.
Itu sebabnya ibu hamil perlu melakukan pemeriksaan secara rutin. “Jika ada kelainan, kan, bisa terdeteksi secara dini. Dengan demikian, kita bisa mengobati gangguan tersebut secepat mungkin,” ujar dr. Nanang Hasani, Sp.OG dari RSIA Hermina Podomoro.
Tapi secara medis, perubahan tubuh dalam kehamilan memang mengakibatkan munculnya berbagai gangguan. Sebut saja, seorang ibu hamil menjadi lebih sering keletihan. Secara logika pun ini bisa terjawab. Dengan beban yang berat seperti perut membesar, pantaslah jika ia merasa begitu letih.
Nah, apa saja gangguan tersebut? Ikuti pemaparan di bawah ini:
* Perubahan Pembuluh Darah.
Akan tampak garis biru yang samar-samar di bawah kulit, pada payudara, dan perut. Itu adalah kondisi normal saat hamil. Jaringan pembuluh darah mengembang untuk membawa darah lebih banyak bagi kehamilan.
Tak perlu dikhawatirkan karena umumnya akan menghilang dengan sendirinya setelah melahirkan.
* Varises.
Pembuluh darah balik (vena) yang normal dan sehat membawa darah kembali ke jantung dari anggota tubuh. Karena harus bekerja melawan gaya berat, maka pembuluh vena dirancang untuk memiliki serangkaian katup yang mencegah membaliknya aliran darah. Bila katup ini hilang, darah cenderung berkumpul pada vena di mana tarikan gaya beratnya besar (seperti kaki, anus/vulva).
Masalah ini lebih sering terjadi pada wanita yang kegemukan daripada pria, dan sering muncul pertama kali saat hamil. Lantaran bertambahnya tekanan pada vena kaki, volume darah yang bertambah, terjadinya relaksasi otot-otot pada pembuluh darah yang disebabkan oleh hormon kehamilan.
Varises pada kehamilan dapat dicegah, antara lain dengan menghindari: kenaikan berat badan berlebih, duduk terlalu lama, mengangkat barang berat, mengejan terlalu kuat saat buang air besar, menggunakan pakaian ketat, merokok, dan sebagainya.
Penghilangan varises lewat pembedahan tak dianjurkan saat hamil. Toh, kebanyakan varises ini akan menghilang sendirinya setelah melahirkan. Biasanya saat berat badan kembali normal.
“Yang dikhawatirkan jika varises terdapat pada jalan lahir. Karena akan mengganggu proses persalinan. Mungkin bisa terjadi perdarahan,” ujar dr. Nanang.
* Guratan pada Perut.
Gurat-gurat di atas perut diakibatkan oleh meregangnya kulit. Biasanya karena pertambahan berat badan yang terlalu banyak/cepat.
Gurat-gurat ini memang sulit untuk dihilangkan, tapi tak perlu berkecil hati. Anggap saja itu sebagai hadiah dan bagian dari kesempurnaan Anda sebagai wanita yang telah melahirkan.
Perlu para ibu ketahui, perut hamil memang perut yang gatal dan akan bertambah gatal seiring bertambahnya usia kehamilan. Ini disebabkan perut ibu membesar sehingga kulit perut meregang. Akibatnya kulit menjadi kering.
Kendati terasa gatal, hindari untuk menggaruk. Cukup olesi dengan cairan pelembab kulit. Memang tak akan menghilangkan sama sekali rasa gatal. Paling tidak, bisa mengurangi keadaan tersebut.
* Perut Terasa Panas.
Pada awal kehamilan, tubuh akan memproduksi sejumlah progesteron dan estrogen yang cenderung melemaskan semua jaringan otot halus di seluruh tubuh, termasuk saluran pencernaan. Akibatnya kadang-kadang makanan berjalan lambat di dalam sistem pencernaan, sehingga perut terasa kembung dan panas.
Rasa panas di perut akibat melemasnya cincin otot yang memisahkan kerongkongan dengan lambung. Akibatnya, makanan dan cairan yang keras serta asam dapat masuk ke kerongkongan dari lambung. Asam lambung ini merangsang dinding kerongkongan yang peka sehingga menyebabkan rasa panas. Untuk menghindarinya usahakan makan sedikit-sedikit tapi sering. Hindari posisi membungkuk dengan melekukkan pinggang.
* Mual di Pagi Hari.
Morning sickness atau mual dui pagi hari lumrah terjadi pada kehamilan. Hampir semua ibu hamil mengalaminya. Biasanya terjadi pada tiga bulan pertama kehamilan. Tetapi kadang ada yang sangat berlebihan, mual sepanjang 9 bulan (hiperemesis gravidarum). Penyebab mual ini adalah akibat peningkatan kadar hormon estrogen dan HCG (human chorionic gonadotrophine) dalam serum darah ibu.
Tak ada obat yang paling ampuh untuk menghilangkan rasa mual. “Bisa dicegah dengan menghindari makanan atau sumber penyebab mual tersebut,” kata dr. Nanang.
* Tak Suka Susu.
Banyak ibu yang khawatir dengan kondisi janin karena ia tak suka susu. Sebetulnya yang perlu diperhatikan oleh ibu hamil adalah janin tak perlu susu, melainkan kalsium. Tentunya banyak bahan pengganti susu yang tak kalah kandungan kalsiumnya.
* Sembelit.
Salah satu penyebabnya adalah meningkatnya relaksasi otot-otot saluran pencernaan akibat meningkatnya hormon-hormon kehamilan sehingga sistem pembuangan menjadi lamban. Penyebab lain, tekanan dari rahim yang terus tumbuh kepada usus menghambat kegiatan normal usus.
Anda dapat menghindarinya dengan mengkonsumsi cukup makanan berserat, seperti sayuran dan buah-buahan. Juga jaga agar tubuh tak kekurangan air.
Anda pun harus tetap bergerak aktif. Jangan lantaran hamil, lantas Anda tidur sepanjang hari. Selama dokter tak melarang, Anda bisa tetap beraktivitas. Tambahkan sedikit olahraga seperti jalan pagi.
* Sulit Bernapas.
Kesulitan bernapas biasanya mulai terjadi saat kehamilan memasuki trimester kedua. Rahim yang membesar mendorong diafragma ke atas sehingga paru-paru terdesak dan sulit baginya untuk berkembang penuh.
Peredaran biasanya terjadi setelah janin bergerak ke posisi bagian bawah rongga panggul, menjelang persalinan. Mungkin Anda akan lebih mudah bernapas bila duduk tegak daripada duduk bersandar atau membungkuk.
Jika kesulitan bernapas berlanjut parah, disertai pernapasan yang cepat, ujung jari membiru, terdapat nyeri pada dada dan denyut nadi lebih cepat, mungkin ada masalah. Segera hubungi dokter.
* Anemia.
Karena volume darah meningkat selama kehamilan, maka jumlah zat besi yang dibutuhkan untuk memproduksi sel darah merah akan meningkat pula secara bertahap.
Untuk mencegah anemia kekurangan zat besi, ibu hamil dianjurkan makan makanan yang kaya zat besi. Biasanya dokter akan memberi resep tambahan zat besi.
Bila kekurangan zat besinya ringan, mungkin tak terdapat gejala-gejala. Tapi ketika sel darah merah pembawa oksigen makin bertambah kurang, ibu akan menunjukkan gejala pucat, letih, lemah, berdebar, sesak napas, dan pingsan.
* Mimisan.
Tersumbatnya yang disertai mimisan mungkin terjadi karena kadar estrogen dan progesteron yang tinggi beredar pada tubuh, sehingga menyebabkan banyaknya aliran darah pada membran mukosa dari hidung. Akibatnya menjadi lunak dan membengkak, mirip seperti leher rahim yang akan menyiapkan kelahiran.
Untuk menghentikan mimisan, lebih baik duduk atau berdiri sedikit miring ke depan daripada berbaring atau bersandar ke belakang. Tekan kedua lubang hidung bersamaan dengan menggunakan ibu jari dan telunjuk. Tahan selama 5-10 menit. Ulangi beberapa kali sampai pendarahan berhenti.
* Pengeluaran Cairan dari Vagina.
Tak berbeda seperti saat Anda akan mengalami menstruasi, vagina akan sedikit mengeluarkan cairan. Normalnya berwarna putih susu, encer, dan berbau sedikit. Umumnya jumlahnya akan bertambah seiring bertambahnya usia kehamilan.
Anda bisa menggunakan pembalut untuk memberi rasa nyaman. Tapi jangan menggunakan tampon. Atau seringlah mengganti celana dalam Anda dengan menggunakan bahan katun.
* Mengompol.
Pada trimester terakhir, beberapa ibu hamil mengompol. Biasanya ketika batuk, tertawa terlalu keras, atau bersin. Mengompol ini terjadi karena tekanan dari rahim yang terus membesar terhadap kantung kemih.
Biasanya akan pulih dengan sendirinya setelah melahirkan. Beberapa latihan yang bertujuan untuk menguatkan otot-otot panggul, juga bisa mengatasi kondisi ini.
* Keletihan.
Jangan merasa diri sebagai wanita super, karena keletihan lumrah terjadi selama kehamilan. Apalagi pada trimester ketiga. Beban kandungan yang makin berat, ditambah mungkin ibu hamil kurang tidur. Rasa khawatir akan persalinan pun membuat calon ibu merasa sangat letih. Karena itu perbanyak istirahat dan makan cukup.
Calon ibu perlu mewaspadai keletihan ini jika terjadi sangat berlebihan. Misalnya, Anda sudah merasa cukup rileks, tak bekerja terlalu berat, tapi keletihan tetap terjadi. Konsultasikan dengan dokter. “Saat konsultasi, calon ibu diharapkan bisa menceritakan semua keluhan yang ada. Sehingga dokter bisa segera memberi penanganan jika diperlukan,” nasehat dr. Nanang.
* Kesemutan.
Ada ibu hamil yang merasa kesemutan di daerah telapak tangan dan kakinya. Kesemutan yang menyerang ibi hamil mungkin disebabkan: kekurangan vitamin B, gangguan metabolisme tubuh penekanan ujung-ujung saraf tepi oleh penumpukan cairan di daerah ujung-ujung jari. Bisa juga diakibatkan penekanan rahim yang membesar terhadap kumpulan jaringan saraf di daearh rongga panggul.
Mengubah-ubah posisi biasanya akan mengurangi gejala ini. Kecuali itu perbanyaklah mengkonsumsi sayuran dan vitamin-vitamin khusus untuk sistem saraf. Kondisi ini tak perlu terlalu dikhawatirkan karena tak membahayakan ibu maupun janin. Bila berlanjut terus, sebaiknya dikonsultasikan dengan dokter kandungan Anda.
* Kejang kaki.
Kejang kaki biasanya disebabkan kelebihan fosfor dan kelebihan kalsium dalam darah. Biasanya dokter menyarankan untuk meminum tablet kalsium tanpa fosfor.
Bila ibu hamil mengalami kejang pada betis, luruskan kaki dan lekukkan mata kaki serta jari-jari kaki ke atas ke arah hidung Anda. Lakukan beberapa kali menjelang tidur. Atau bisa juga berdiri di atas permukaan yang dingin.
* Kulit Kehitaman
Ada beberapa ibu hamil yang mengalami perubahan kulit menjadi kehitaman di tubuhnya, misalnya di bagian leher, ketiak, atau perut. Perubahan tersebut disebabkan oleh peningkatan hormon MSH (melanophore stimulating hormone). Perubahan kulit tersebut sulit dihilangkan selama kehamilan. Tetapi akan berangsur-angsur hilang setelah melahirkan.
Ibu tak perlu mengkhawatirkan keadaan ini. Apalagi jika melihat ibu hamil lain tidak mengalaminya. Memang tidak semua mengalami hal yang sama. Bahkan, pada kehamilan pertama dan kedua pun kerap terjadi perbedaan.
* Masalah Gigi
Gangguan keseimbangan hormon saat hamil bisa mengakibatkan pembengkakan pada gusi. Bila kondisi ini terus berlanjut dan parah, tentu akan sangat mengganggu fungsi pengunyahan (gigi berlubang atau goyang). Gangguan ini tidak terjadi sendirinya, tetapi disebabkan ibu hamil malas merawat gigi dan kebersihan mulutnya.
Tentu saja ibu tidak boleh membiarkan keadaan ini sampai berlanjut. Jagalah kebersihan dan kesehatan mulut dan gigi secara benar. Yang perlu diingat penggunaan obat-obatan pereda sakit gigi yang tidak terkontrol dan terus menerus dapat mempengaruhi pertumbuhan dan kesehatan janin. Karena itu setiap obat yang akan ibu konsumsi, harus sepengetahuan dokter.



BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
            Di masing-masing daerah terdapat adat istiadat sosial budaya, yang berbeda terhadap kesehatan ibu hamil. Ibu hamil berbeda dengan ibu yang biasanya, karena mereka mempunyai sifat yang berlebih, seperti emosi yang tidak biasa, oleh karena itu ibu hamil harus diperhatikan supaya ibu dan anak dalam kandungannya sehat.



DAFTAR PUSTAKA

http://yuwielueninet.wordpress.com/2008/03/17/gangguan-yang-datang-saat-hamil/
http://yohanamarina.blogspot.com/2010/11/aspek-sosial-budaya-dan-kesehatan-ibu.html
http://dheeachtkeyz.blogspot.com/2010/11/aspek-sosial-budaya-yang-berhubungan_19.html



Senin, 22 April 2013

kardiotokografi dan laparoskopi


BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang 
Salah satu upaya untuk menurunkan angka kematian perinatal yang disebabkan oleh penyulit penyulit hipoksia janin dalam rahim antara lain dengan melakukan pemantauan kesejahteraan janin.pada dasarnya pemantauan ini bertujuan untuk mendeteksi ganguan yang berkaitan dengan hipoksia janin,seberapa jauh gangguan tersebut,dan akhirnya menentukan tindak lanjut dari hasil pemantauan tersebut
Kardiotokografi(KTG)merupakan salah satu alat elektronik yang digunakan untuk tujuan diatas,melalui penilaian pola denyut jantung janin dalam hubungannya dengan adanya kontraksi ataupun aktivitas janin.
Cara pemantauan ini bisa dilakukan secara langsung (invasif atau internal yakni dengan alat pemantau yang dimasukan dalam rongga rahim atau secara tidak langsung (non invasif atau eksternal) yakni dengan alat yang dipasang pada dinding perut ibu. Pada saat ini cara eksternal yang lebih popular karena bisa dilakukan selama antenatal ataupun intranatal, praktis, aman, dengan nilai prediksi positif yang kurang lebih sama dengan cara internal yang lebih invasif.
Laparoskopi dilakukan di bawah anestesi umum dan pusar perut sebuah teleskop tipis dimasukkan ke dalam organ-organ intra-abdomen adalah sebuah operasi berdasarkan tampilan prinsip.
Laparoskopi 1980 'dari sembilan puluhan sampai tengah operasi biasanya diterapkan untuk tujuan diagnostik, meskipun sejalan dengan perkembangan teknologi di masa terakhir, dengan meningkatnya frekuensi untuk pengobatan (operasi laparoskopi) mulai dilaksanakan. Laparoskopi pada perut bagian bawah dengan 3 - 5 dan 10 mm dimasukkan ke dalam lubang di semua jenis instrumen bedah memiliki kesempatan untuk mencoba. Dengan metode ini, kandung empedu Bedah Umum, hernia inguinalis, operasi refluks, Ginekologi: kista ovarium, kehamilan asing, fibroid, endometriosis dan operasi urologi dalam meningkatkan tabung di nephrectomy kalabilirliÄŸi hamil, kista ginjal, prostatektomi dilakukan.
1.2 Tujuan
Tujuan pebuatan  makalah ini adalah :
1.      Memenuhi tugas KDPK (Keterampilan Dasat Praktek Klinik)
2.      Memberi pengetian tentang kardiotokografi dan Laparoscopy
3.      Mengetahui persipan pemeriksaan diagnosis kardiotokograpi dan laparoscopy.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1  Pengertian Kardiotokografi
Kardiotokografi merupakan salah satu alat elektronik yang digunakan untuk tujuan melakukan pemantauan kesejahteraan janin melalui penilaian pola denyut jantung janin dalam hubungannya dengan adanya kontraksi ataupun aktifitas janin.

2.2 Mekanisme Pengaturan Denyut Jantung Janin

Frekuensi denyut jantung janin rata-rata sekitar 140 denyut/menit ( dpm) dengan variasi normal 20 dpm diatas atau dibawah nilai rata-rata. Jadi nilai normal denyut jantung janin antara 120-160 dpm.
Faktor-faktor yang mempengaruhi denyut jantung janin antara lain melalui :
1.    Sistem saraf simpatis, sebagian besar berada dalam miokardium. Contoh rangsangan ; dengan obat beta-adrenergik akan meningkatkan frekuensi denyut jantung, menambah kekuatan kontraksi jantung, dan meningkatkan volume curahan jantung.
Dalam keadaan stres, sistem saraf ini berfungsi mempertahankan aktifitas jantung.
Hambatannya,dengan obat propanolol akan menurunkan frekuensi dan sedikit mengurangi variabilitas DJJ.
2.    Sistem saraf parasimpatis, terdiri atas serabut n. vagus yang berasal dari batang otak. Sistem saraf ini akan mengatur nodus SA,VA,dan neuron yang terletak diantara atrium dan ventrikel jantung. Rangsangan n.vagus,misalnya dengan asetilkolin,akan menurunkan frekuensi DJJ, sedangkan hambatannya dengan atropin akan meningkatkan frekuensi DJJ.
3.    Baroreseptor,yang letaknya pada arkus aorta dan sinus karotid. Bila tekanan meningkat,reseptor ini akan merangsang n. Vagus dan n.glosovaringeus,yang akibatnya akan terjadi penekanan pada aktifitas jantung berupa penurunan frekuensi DJJ.
4.    Kemoreseptor, yang terdiri dari atas 2 bagian, yakni bagian perifer yang terletak di daerah karodid dan korpus aorta serta bagian sentral yang terletak pada batang otak. Reseptor ini berfungsi mengatur perubahan kadar O2 dan CO2 dalam darah serta cairan otak. Bila kadar O2 menurun dan CO2 meningkat, akan terjadi reflek dari reseptor sentral berupa takhikardi dan peningkatan tekanan darah untuk memperlancar aliran darah,meningkatkan kadar O2 dan menurunkan kadar CO2. Keadaan hipoksia/hiperkapnea akan mempengaruhi reseptor perifer dan menimbulkan refleks bradi kardi. Hasil interaksi dari kedua macam reseptor tersebut akan menyebabkan bradi kardi dan hipertensi.
5.    Susunan saraf pusat. Variabelitas denyut jantung janin akan meningkat sesuai dengan aktifitas otak dan gerakan janin. Pada keadaan janin tidur, aktifitas otak menurun maka variabilitas denyut jantung janin juga akan menurun. Rangasangan hipotalamus akan menyebabkan takhikardi.
6.    Sistem hormonal juga berperan dalam pengaturan denyut jantung janin. Pada keadaan stres,misalnya asfiksia, maka medula adrenal akan mengeluarkan epinefrin dan norepinefrin dengan akibat takhikardi, peningkatan kekuatan kontraksi jantung dan tekanan darah.
Karakteristik Denyut Jantung Janin
Denyut jantung janin dalam pemeriksaan kardiotokografi ada 2 macam :
1.    Denyut jantung janin basal (basal fetal heart rate), yakni frekuensi dasar (baseline rate) dan variabilitas (variability) denyut jantung janin saat uterus dalam keadaan istirahat (relaksasi)
2.    Perubahan periodik (reactivity), merupakan perubahan denyut jantung janin yang terjadi saat ada gerakan janin atau kontraksi uterus

2.3  Pemeriksaan Kardiotokografi
Pemeriksaan KTG biasanya dilakukan pada kehamilan resiko tinggi, dan indikasinya terdiri dari :
1. IBU
a. Pre-eklampsia-eklampsia
b. Ketuban pecah
c. Diabetes melitus
d. Kehamilan 40 minggu
e. Vitium cordis
f. Asthma bronkhiale
g. Inkompatibilitas Rhesus atau ABO
h. Infeksi TORCH
i. Bekas SC
j. Induksi atau akselerasi persalinan
k. Persalinan preterm
l. Hipotensi
m. Perdarahan antepartum
n. Ibu perokok
o. Ibu berusia lanjut
p. Lain-lain : sickle cell, penyakit kolagen, anemia, penyakit ginjal, penyakit paru, penyakit jantung, dan penyakit tiroid.
2. JANIN
a. Pertumbuhan janin terhambat (PJT)
b. Gerakan janin berkurang
c. Suspek lilitan tali pusat
d. Aritmia, bradikardi, atau takikardi janin
e. Hidrops fetalis
f. Kelainan presentasi, termasuk pasca versi luar.
g. Mekoneum dalam cairan ketuban
h. Riwayat lahir mati
i. Kehamilan ganda
j. Dan lain-lain

2.4 Syarat Pemeriksaan KTG
1. Usia kehamilan 28 minggu.
2. Ada persetujuan tindak medik dari pasien (secara lisan).
3. Punktum maksimum denyut jantung janin (DJJ) diketahui.
4. Prosedur pemasangan alat dan pengisian data pada komputer (pada KTG terkomputerisasi)   sesuai buku petunjuk dari pabrik.

2.5  Persiapan Pasien
a. Persetujuan tindak medik (Informed Consent) : menjelaskan indikasi, cara pemeriksaan dan kemungkinan hasil yang akan didapat. Persetujuan tindak medik ini dilakukan oleh dokter penanggung jawab pasien (cukup persetujuan lisan).
b. Kosongkan kandung kencing.
c. Periksa kesadaran dan tanda vital ibu.
d. Ibu tidur terlentang, bila ada tanda-tanda insufisiensi utero-plasenter atau gawat janin, ibu tidur miring ke kiri dan diberi oksigen 4 liter / menit.
e. Lakukan pemeriksaan Leopold untuk menentukan letak, presentasi dan punktum maksimum DJJ
f. Hitung DJJ selama satu menit; bila ada his, dihitung sebelum dan segera setelah kontraksi berakhir.
g. Pasang transduser untuk tokometri di daerah fundus uteri dan DJJ di daerah punktum maksimum.
h. Setelah transduser terpasang baik, beri tahu ibu bila janin terasa bergerak, pencet bel yang telah disediakan dan hitung berapa gerakan bayi yang dirasakan oleh ibu selama perekaman KTG.
i. Hidupkan komputer dan Kardiotokograf.
j. Lama perekaman adalah 30 menit (tergantung keadaan janin dan hasil yang ingin dicapai).
k. Lakukan pencetakkan hasil rekaman KTG.
l. Lakukan dokumentasi data pada disket komputer (data untuk rumah sakit).
m. Matikan komputer dan mesin kardiotokograf. Bersihkan dan rapikan kembali alat pada tempatnya.
n. Beri tahu pada pasien bahwa pemeriksaan telah selesai.
o. Berikan hasil rekaman KTG kepada dokter penanggung jawab atau paramedik membantu membacakan hasi interpretasi komputer secara lengkap kepada dokter. PARAMEDIK (BIDAN) DILARANG MEMBERIKAN INTERPRETASI HASIL CTG KEPADA PASIEN

2.6 Alat Kardiotokografi
Alat Kardiotokografi (CTG) atau juga disebut Fetal Monitor adalah alat yang digunakan untuk memeriksa kondisi kesehatan janin. Pemeriksaan umumnya dapat dilakukan pada usia kehamilan 7-9 bulan dan pada saat persalinan. Pemeriksaan CTG diperoleh informasi berupa signal irama denyut jantung janin (DJJ), gerakan janin dan kontraksi rahim. Pada saat bersalin kondisi janin dikatakan normal apabila denyut jantung janin dalam keadaan reaktif, gerakan janin aktif dan dibarengi dengan kontraksi rahim yang adekuat.
Apabila kemungkinan terdapat masalah pada janin maka dokter akan melakukan pemeriksaan NST (non stress test) dengan memberikan infus oksitosin untuk menimbulkan kontraksi rahim (his) dan denyut jantung janin diperiksa dengan CTG. Apabila tampak kelainan pada hasil pemeriksaan CTG maka dokter kandungan akan melakukan tindakan persalinan dengan segera.
Pemeriksaan dengan CTG sangat diperlukan pada fasilitas pelayanan persalinan. Dengan adanya kemajuan teknologi dan produksi harga peralatan CTG dapat menjadi lebih ekonomis. Dahulu hanya rumah sakit yang menyediakannya. Sekarang tidak lagi! Agar pelayanan pemantauan pada ibu hamil dan bersalin berjalan dengan baik rumah bersalin, klinik dokter bahkan bidan praktek swasta sebaiknya memiliki CTG agar tidak ada kasus keterlambatan dalam mendiagnosis adanya masalah pada ibu hamil dan melahirkan.



2.7  Indikasi Pemeriksaan
1. kehamilan dengan komplikasi (darah tinggi, kencing manis, penyakit infeksi kronis dan lain-lain
2. kehamilan dengan berat badan janin rendah
3. oligohidramnion
4. polihidramnion

2.8 Cara Pemeriksaan
1. sebaiknya dilakukan dua jam setelah makan
2. waktu pemeriksaan selama 20 menit
3. selama pemeriksaan posisi ibu berbaring nyaman dan tak menyakitkan ibu maupun bayi
4. bila ditemukan kelainan pada pemantauan dilanjutkan dan dapat segera diberikan pertolongan yang sesuai.
5.  konsultasi langsung dengan dokter kandungan


2.9 Pengertian Laparoskopi
Laparoskopi adalah suatu instrumen untuk melihat rongga peritoneum. Struktur rongga pelvik dan dapat juga dipakai untuk tindakan operatif. Sejak pertama kali dicatat melihat rongga abdomen dengan alat optic dengan dilakukannya incisi kuldotomi pada tahun 1901, konsep visualisasi rongga pelvis baik untuk prosedur diagnostik maupun operatif mengalami perkembangan yang pesat.
Kelling (1901) merupakan orang yang pertama sekali menggunakan alat Sistoskopi Nitze yang telah ia kembangkan untuk memeriksa organ dalam rongga abdomen. Selanjutnya Kelling mendemonstrasikan pada hewan percobaan dengan melakukan pneumoperitoneum. Pada waktu itu alat tersebut disebut dengan Celioskopi. Pada saat itu metode Kelling ini hanya sedikit mendapat perhatian, tetapi kemudian Swede Jakobaeus (1910) mengembangkan kembali ide Kelling ini dan kemudian memperkenalkan suatu teknik baru yang dapat melihat rongga peritoneum dengan alat optic yang disebut Laparoskopi.
Endoskopi ginekologi di Indonesia mulai berkembang mulaik sekitar tahun 1990-an, sedangkan di dunia internasional dimulai pada tahun 1970-an. Di Indonesia sekarang sudah mulai pesat perkembangannya terutama di pusat-pusat kota, seperti Jakarta, Surabaya, Bandung, Semarang, Medan, dan Yogyakarta. Apalagi telah terbentuk Indonesian Gynecologic Endoscopy Society (IGES), dan Satgas Endoskopi Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia (POGI).

2.10 Laparoskopi Meminimkan Sayatan
Teknologi dan teknik pembedahan pasien terus mengalami perkembangan. Semuanya tentu demi pemulihan kesehatan pasien. Termasuk penggunaan kamera video untuk melakukan bedah atau lebih dikenal dengan teknik laparoskopi. Bedah dengan menggunakan kamera video sudah banyak digunakan di berbagai rumah sakit di Tanah Air, termasuk Rumah Sakit Awal Bross Batam, yang terus melakukan pengembangan untuk lebih memberdayakan alat tersebut.
Menurut Assistant Business and Development Manager RS Awal Bross Batam, Ingrid Sitawidjaja, alat tersebut bisa dimanfaatkan untuk pembedahan berbagai penyakit, seperti operasi hernia, varicocele, dan kelenjar gondok. “Perkembangan teknologi telah mengantarkan dunia kedokteran, khususnya bedah, kepada efektivitas dan efisiensi. Teknik bedah minimal invasif, laparoskopi misalnya, menjadi alternatif dari bedah konvensional,” papar Ingrid.
Dengan teknik laparoskopi, proses pembedahan tidak memerlukan sayatan panjang seperti dalam teknik konvensional. Sayatan dalam pembedahan laparoskopi dibuat seminimal mungkin karena proses penyembuhan di dalam tubuh menggunakan alat tertentu yang bisa dipantau secara langsung oleh kamera. “Dengan demikian, banyak keuntungan yang diperoleh pasien, antara lain hospitalisasi yang singkat, nyeri minimal, biaya murah, dan mengurangi ileus,” ucap dia.
Awalnya, laparoskopi dilakukan untuk bedah digestif atau bedah bagian perut dan saluran pencernaan. Belakangan, kasus yang sering ditangani justru bukan hanya saluran pencernaan, melainkan juga cholecystectomy atau pengangkatan kantong empedu dan appendectomy atau pengangkatan usus buntu yang meradang.
Bedah laparoskopi juga bisa diterapkan untuk kasus lengketnya usus, tumor usus, obesitas, hernia, dan kelenjar getah bening. RS Awal Bross Batam juga sudah bisa menangani pembedahan pembesaran kelenjar gondok dengan alat tersebut.

2.11 Pemeriksaan Laparoskopi
Istilah laparoskopi digunakan sebagai cara untuk melihat rongga perut dengan bantuan laparoskop melalui dinding perut depan, yang sebelumnya telah dilakukan pneumoperitoneum.
Laparoskopi sebenarnya telah lama dikenal dengan istilah yang beraneka ragam, antara lain ventroscopy, kolioskopie, abdominoscopy, peritoneoscopy, pelviscopy.  Tetapi istilah yang terkenal saat ini ialah laparoskopi atau pelviscopy.
Beberapa keuntungan yang diperoleh dengan melakukan teknik operasi laparoskopi antara lain : turunnya hari perawatan, luka operasi kecil sehingga resiko infeksi lebih kecil
Sedangkan kerugiannya adalah operasi ini memerlukan instrumentasi khusus dan hanya dapat dilakukan oleh mereka yang telah berpengalaman melakukan operasi laparoskopi.
2.11.1 Indikasi Pemeriksaan
1. kemandulan yang sulit diterapkan dari luar
2. terdapatnya endometriosis (tercecernya lapisan dalam rahim diluar tempat sebenarnya
3. kemungkina keganasan sedangkan tumornya cukup kecil
4. pengambilan jaringan untuk memastikan kelainan dan penyakit yang diderita pada alat kewanitaannya
2.11.2  Cara Pemeriksaan
1. anjurkan pasien dalam posisi trendelenberg, dengan sudut kemiringan 25-25 derajat.
2. pantat pasien harus lebih menjorok ke depan, melewati ujung meja, agar hidrotubator yang telah dipasang sebelumnya dapat digerakkan bebas untuk manipulasi tertentu.
3. harus selalu dapat memanfaatkan hukum gaya berat dan gravitasi dalam operasi
2.11.3  Cara Penggunaan Laparoscopy

2.12 Penggunaan Laparoskopi Pada Kista Ovarium
Kista ovarium fisiologis merupakan massa di ovarium yang paling umum ditemukan. Kista ini disebabkan oleh karena kegagalan folikel untuk pecah atau regresi. Ukuran kista ovarium fisiologis ini kurang dari 6 cm, permukaan rata, mobile dan konsistensi kistik. Keluhan dapat berupa massa di daerah pelvik maupun ketidakteraturan haid. Terdapat beberapa jenis kista fungsional yaitu kista folikuler, kista korpus luteum, kista teka lutein dan luteoma kehamilan.
Penanganan kista ovarium dapat berupa konservatif maupun operatif. Prosedur pembedahan perlu dilakukan untuk mengetahui asal massa bila dari pemeriksaan klinis dan pemeriksaan penunjang sulit menentukan asal massa tersebut. Pada tahun 1991, laparoskopi baru digunakan baik sebagai alat diagnosa sekaligus sebagai terapi. Prosedur pembedahan kista ovarium ini dapat berupa kistektomi dan salfingo-ooforektomi. Kelebihan dari tindakan laparoskopi adalah trauma pada dinding abdomen dan resiko perlengketan lebih minimal, waktu operasi lebih singkat dan masa penyembuhan yang lebih cepat dibanding dengan laparotomi.

2.13 Penanganan Kista Ovarium dengan Laparoskopi
Penggunaan laparoskopi untuk penanganan massa di pelvik meningkat satu dekade terakhir ini. Sampai tahun 1990 tidak terdapat panduan secara umum mengenai penggunaan laparoskopi sebagai alat diagnostik maupun terapi untuk kelainankelainan ginekologi. Pada tahun 1991 Dr. Vicki Seltzer mengusulkan panduan penggunaan laparoskopi sebagai alat diagnosis dan terapi. Hulka dkk melaporkan pada suatu survey, dilakukan 13,739 prosedur laparoskopi untuk penanganan massa di ovarium 3. Penggunaan laparoskopi dalam prosedur pembedahan untuk kista ovarium dapat berupa kistektomi dan salfingoooforektomi.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa, laparoskopi merupakan cara operasi yang lebih aman, efektif, dan dapat meminimalkan resiko seperti seperti perdarahan, infeksi dan cidera organ sekitar dibandingkan bedah konvensional yang menggunakan metode laparotomi.




BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Kardiotokografi merupakan salah satu alat elektronik yang digunakan untuk tujuan melakukan pemantauan kesejahteraan janin melalui penilaian pola denyut jantung janin dalam hubungannya dengan adanya kontraksi ataupun aktifitas janin. Laparoskopi adalah suatu instrumen untuk melihat rongga peritoneum. Struktur rongga pelvik dan dapat juga dipakai untuk tindakan operatif.
Persiapan melakukan diagnosis kardiotokografi adalah sebagai berikut:
1.    sebaiknya dilakukan dua jam setelah makan
2.    waktu pemeriksaan selama 20 menit
3.    selama pemeriksaan posisi ibu berbaring nyaman dan tak menyakitkan ibu maupun bayi
4.    bila ditemukan kelainan pada pemantauan dilanjutkan dan dapat segera diberikan pertolongan yang sesuai.
5.    konsultasi langsung dengan dokter kandungan
Cara pemeriksaan diagnisis Laparoakopi sebagai berikut:
1.    anjurkan pasien dalam posisi trendelenberg, dengan sudut kemiringan 25-25 derajat.
2.     pantat pasien harus lebih menjorok ke depan, melewati ujung meja, agar hidrotubator yang telah dipasang sebelumnya dapat digerakkan bebas untuk manipulasi tertentu.
3.    harus selalu dapat memanfaatkan hukum gaya berat dan gravitasi dalam operasi